Cerpen Persahabatan

Aku termenung memikirkan seseorang, aku sangat senang apabila bertemu dengannya. Dia, menghiburku dikala sedih dan menolongku dikala kesusahan. Dia juga cerdas loh, biasanya dia rangking satu ketika menerima rapor, dia bernama Dona dan dia adalah sahabatku.

Namaku Aji, hobiku adalah membuat Membuat Onar. Hari ini adalah hari pertamaku sekolah. Sebelum berangkat aku berpamitan dulu sama orangtua.
Pa.. Ma.. Aji pergi sekolah dulu ya. Pamitku kepada orang tuaku.
Hati-hati di jalan ya nak. Kata orangtuaku serentak.
Iya ma.” Jawabku kepada mereka.

Aku pergi sekolah hanya berjalan kaki karna jarak sekolahku dari rumah agak dekat. Di perjalanan aku bertemu dengan Dona.
Hai selamat pagi. Sapa Dona.
Pagi…” Jawabku semangat.
Wah semangat betul hari ini.
Iya dong, kan hari ini hari pertama kita duduk di kelas enam.” Jawabku sangat semangat.
Buruan dong! Sebab sebentar lagi bel sekolah bunyi, karena sekarang sudah pukul 07.15 WIB.” Seru Dona.
Aku dan Dona berlari-lari hingga sampai di sekolah.

Bel sekolahku berbunyi
Pada pukul 07.30 WIB. Hal ini artinya aku harus masuk kelas. Untung saja aku disuruh Dona untuk cepat berjalan, kalau tidak aku akan terlambat sekolah dong.
Tidak terasa lama pun aku dan Danil telah datang ke sekolah. Aku langsung menaruh tasku. Saat aku mau keluar kelas, bel sekolah pun berbunyi.
Ceng… ceng… ceng…
Aku dan murid-murid lainnya langsung duduk di kursi masing-masing dengan tertib.

Aku sedang asyik membaca majalah dinding (mading).
Hai Aji, bagaimana kabar kau?”
Kubalikkan wajah dari majalah dinding. Dua wajah yang sangat kukenal tersenyum di hadapanku. Mereka adalah Dona dan Deni.
Ada apa? Tanyaku pada mereka.
Kamu nggak dengar perkataanku tadi ya?” Jelas Dona padaku.
Maaf aku tadi sedang asyik membaca majalah dinding.” Kataku kepada mereka.
Baik, kami maafin kok.” Kata mereka serentak.
Yuk kita ke kantin!” Seru Deni.
Ayuk..” Jawabku.

Kita beli apa hari ini?” Tanya Dona.
Bagaimana kita beli sosis?” Kata Deni terbahak-bahak.
Kamu.. dari mulutmu itu keluar ludah, kamu jangan cepat-cepat dong bicaranya, kita nggak ngerti.” Kataku pada Deni.
Iya tuh Deni.” Kata Dona menyambung perkataanku.
Iya iya, aku nggak ulangi lagi kok.” Kata Deni lembut.

Aku pulang sekolah bersama sahabatku yaitu Danil dan Deni.
Bagaimana sekolahnya? Serukan?” Kata Dona.
Iya dong.” Jawab Deni.
Eh.. Teman-teman, nanti sepulang sekolah kita belajar kelompok ya.” Tambah Deni.
Oke, tapi kita mengerjakannya di mana?” Tanyaku pada mereka.
Kita kerjakan di rumahku aja.” Kata Deni.
Oke.” Jawabku dan Danil serentak.

Di rumah Deni.
Hai.. selamat siang.” Sapaku kepada Dona yang telah datang duluan.
Siang.” Jawabnya.
Bagaimana belajar kelompoknya? Jadi kan?” Tanyaku setiba di rumah Deni.
Jadi dong.” Jawab mereka serentak.
Sedang asyik belajar.
Bagaimana nanti sore kita main sepeda?” Usul Dona.
Setuju.” Jawabku dan Kino serentak.

Waktu terus berjalan, akhirnya kami telah menyelesaikan belajar kelompok.
Jangan lupa ya! Nanti kita main sepeda.” Kata Deni sambil membereskan buku yang berserakan.
Kami nggak lupa kok.” Kata Dona.
Aku pulang dulu ya.” Ucapku kepada mereka.

Aji.” Panggil Dona ketika tiba di depan rumahku.
Iya, ada apa?” Kata mama padanya.
Ada Aji tante?” Ucap Dona.
Ada kok, tuh Ajinya.” Jawab mama.
Hai.. Sapa Dona.
Hai juga.” Balasku.
Yuk kita ke rumah Deni!” Ajak Dona.
Ayuk, ma Aji pergi dulu ya.” Ucapku kepadanya.
Hati-hati ya! Jangan sampai jatuh.” Nasehat mama.
Baik ma.” Ucapku pada mama.

Tiba di rumah Deni.
Hai Kino.. yuk kita main sepeda!” Ajakku pada Deni.
Baik, ma Kino pergi dulu.” Pamit Deni pada mamanya.
Ya, hati-hati di jalan ya nak!” Nasehat mama Deni.

Saat bermain sepeda.
Wah seru juga ya main sepeda sama-sama.” Kata Deni merasa senang.
Benar itu, lain kali kita main sepeda lagi ya.” Ucap Danil kepada Kino.
Oke, kita main sepedanya di sini atau di tempat lain?” Ucapku.
Di sini aja, kan disini tempatnya seru.” Ujar Deni sambil menghadap padaku.
Benar tu.” Tambah Dona.
Kamu Dona, dari tadi benar benar aja nih.” Ujarku pada Danil.
Iya tuh, Donaa.” Ujar Deni sambil berteriak.

Ternyata Dona masuk ke dalam sebuah lubang.
Tolong.. tolong..” Teriak D
ona.Tenang Dona, kami ada kok di sini.” Kataku pada Deni.
Aku pun mengambil sebuah tali dan memberikannya pada Deni. Lalu aku dan Dona pun menariknya. Akhirnya Deni bisa keluar dari lubang itu.

Terima kasih teman-teman atas pertolongan kalian. Kalian berdua adalah sahabat terbaikku.” Kata Deni terharu.
Sama-sama Kino, demi sahabat kami akan selalu tetap setia.” Ucapku pada Kino.
Benar itu, kan kita sahabat.” Tambah Dona.
Kamu Danil, benar benar aja dari tadi.” Ujar Deni menghibur.
Kami bertiga pun langsung tertawa terbahak-bahak.

Malam harinya, aku membuat sebuah cerpen lagi. Aku membuat temanya tentang tiga orang sahabat sejati dan cerpenku kali ini berjudul “Demi Persahabatan”.

Komentar